Bayanganku Telah Mati

Aku berjalan menapaki masa lalu
Namun yang ku temukan hanya aku, ah bukan aku
itu hanya bayanganku
Ia tersungkur, badannya berlumur darah
Sementara kayu menancap tepat di jantungnya
Kemana dia? Kemana mereka?
Mengapa mereka membiarkanku,
maksudku bayanganku tertelan dalam dimensi
Aku menangis, pohon tertawa
Aku bertanya, ranting membisu
Aku menjerit, tanah melempar
Namun bunga membela
menyelip antara jemari
Mulai lempar senyum
Tak begitu redup, aku berdiri
dengan sayup kudendangkan
"Bayanganku telah mati"


1 komentar:

Unknown mengatakan...

maknyuus..

Posting Komentar

Christine Ayu
Lihat profil lengkapku
 

Agen Dandelion | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates