Sepercik Salam

Teruntuk yang terselip
- Petani Dandelion -

Pagi mulai berkelayun
Sinarnya lambat menyelip  antara rimbunan daun
Dia bercengkrama dengan udara pagi
Tanah masih basah, hirupku mampu merasakan aromanya, indaaaaaah banget :)
Hai petani dandelion?
Bagaimana kabarmu kini? Kau masih subur kan? Alhamdulillah, semoga berkah dan karunia mengiringi setiap langkah dalam setapakmu. Aku disini juga sehat Alhamdulillah, pondasiku masih kuat untuk bertahan, Semoga saja masih mampu bertahan walau diterpa badai maupun topan
Kali ini entah apa yang ingin kusampaikan untukmu. Untukmu yang mungkin samar akan hadirku. Untukmu yang mungkin nyata akan hadirku. Untukmu yang ditunggu agen yang lahir dari pulau khayalan entah. Aneh pikirku.
Kali ini jemariku mencoba lincah menggores mengikuti setiap petunjuk peta dengan nalar mata angin dari otakku. Dengan perantara pena dan seutas kertas putih aku tumpahkan setiap inci bahkan setiap mili objek dalam zona anganku. Aneh bukan?
Hmm.. Kali ini aku hanya ingin menyampaikan sepercik salam. Sekedar itu. Entah kau menerimanya atau tidak. Seandainya kau menerima apakah kau akan membalasnya? Mungkin tidak, tapi mungkin iya. Salamku yang senantiasa tumbuh mengalun dari getaran dalam tubuhku, juga yang berakar dari polaku. Aaahhh, entah apa yang ada dipikiranku saat ini. Mungkin pikirkanku sedang bersekongkol denganmu. Jahat
Kau tahu? Banyak sekali cerita yang ingin kubagikan kepadamu. Namun, entah kekuatan super apa yang mampu membungkam mulutku hingga nyaris terkuci begitu rapat, sehingga banyak ucapku tak sempat terucap. Semua seakan lenyap hingga aku lupa darimana dan bagaimana aku harus memulai cerita. Semua nampak konyol dimataku, konyol sekali. Haaaaaa. Kau memang hebat dalam hal semacam ini.
Oh iya, kemarin untuk kesekian kalinya aku meniup peri-peri mungil itu. Mereka terbang, melayang, berputar, sepertinya mereka nampak gembira, sama seperti apa yang kurasa. Awalnya aku berharap salah diantara mereka mampu berlabuh di telapakmu. Tapi sepertinya angin tak berpihak kepada tiupanku. Peri-peri itu mendarat tak jauh dari tempatku melepasnya hehe. Tapi lain kali aku akan mencobanya lagi Aku akan meniupnya lebih kencang hingga mampu menembus beribu kilometer. Fiuuuuh
Tuan Petani, mungkin sekedar ini yang dapat kusampaikan, hanya sepercik salam dariku, dariku yang menunggu waktu. InsyaAllah.
Doa dan harap agar keselamatan senantiasa menyelimuti hari-hari panjangmu.

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar

Christine Ayu
Lihat profil lengkapku
 

Agen Dandelion | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates