Setiap jangka yang terlangkah adalah cerita yang kujaga, yang kurasa, terbasah oleh silogis kata, yang bagiku seperti terpasung dalam tanda pena dengan jarak dan koma
Sementara doa masih memejam, harap dia akan bermuara pada pucuk langit, pucuk semesta, dan bertemu dengan Sang Maha Segala, segala sukma, segala raga, kau merasakannya kan?
Kini aku berpijak pada awan jingga, kemarilah akan kuajak kau terbang menebus mega. Akan kuajarkan kau bagaimana membiaskan pelangi. Kau seorang pemimpi kan? Bagiku iya, pemimpi yang dengan nakal masuk dalam mimpi, mimpiku sendiri
Dan sejenak kita akan saling bicara dalam bisu, mendengar dalam tuli, dan bergerak dalam isyarat
Dan sekejap kita akan membodohkan diri, menertawakan sendiri dalam tawa yang menerka tanya, entah apa jawabnya
Langganan:
Postingan (Atom)