Hei malam
Kenapa kau begitu muram?
Kenapa kau sembunyikan keindahanmu?
Mana gradasi warnamu?
Ah, janganlah kau perlihatkan raut
seperti itu
Apakah kau marah?
Aku pernah berbicara tentang
bintangmu
Pernah kuambil lantas kubawa ke alam
mimpiku
Mungkin hingga sekarang masih
bersemayam
Aku merasakan Ia terlelap bersama
deraian nafasku
Aku juga pernah melukis bulanmu
Kurekatkan erat ditelapak tanganku
Ia terselip diantara guratanku
Ia tetap sama, belum pudar, malah
semakin nyata
Kabut? Bagaimana dengan kabut?
Dengan sendirinya Ia datang
Menggandengku, mendekapku
Ia begitu dingin, jadi kuhangatkan
Ia
Namun aku juga belum hangat, Jadi
kami sama-sama dingin
Hmm, hewan malamu juga menghampiriku
Kadang mereka membuatku takut
Tapi aku suka melodi yang mereka
ciptakan
Melodinya kini menyatu dalam ragaku,
membeku dalam uratku
Apa karena itu kau marah?
Aku tak bermaksud mengambil semua
itu, sungguh
Kau cemburu ya?
Aku ngga merebut kok, serius
Mungkin aku hanya ingin bersama
mereka untuk beberapa saat
Bukan untuk selamanya
Saat ini aku hanya merasa kesepian
Lam, Malam.
Apa kau mengerti arti kesepian?
Sepi, krik krik
Masih marah?
Baiklah, ini aku kembalikan kepadamu
Bawalah mereka lagi
Tapi, bawa juga aku.. Menjadi
bagianmu..
Hingga detak menjemputku
0 komentar:
Posting Komentar