Belum Saatnya Bro!

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Saya menulis entri ini setelah saya mengadakan sharing-sharing dengan cewek-cewek super hebat yang pernah saya temui. Awalnya sharing masalah keluarga, orangtua, sahabat, dll. Tapi merambat-merambat ke masalah yang benar-benar sangat intim yaitu masalah (maaf) seks. Saya sempat shock (jelas). Mendengarkan cerita bahwa mereka, orang-orang yang saya sayangi hampir menuju ke arah (maaf) hubungan seks. Ada beberapa pernyataan dari mereka yang pernah melakukannya. Bukan, bukan melakukan (maaf) hubungan seks. Tapi masih perjalanan menuju kesana. Contohnya saja ciuman di pipi, dahi, mulut, leher, dsb. Sampai ada acara merabah-rabah sesuatu yang sedikit menonjol (maaf).
Salah diantara mereka ada yang hobi ciuman bibir, padahal keduanya sama-sama punya pacar. Saat ditanya mengapa mau dan suka melakukan hal semacam itu? Dengan penuh keentengan dia menjawab “kita jelas sama-sama butuh, jadi kita melakukannya setiap saat jika ada waktu”.  Deg. Oke saya terdiam, benar-benar diam. “Butuh”? Butuh apa? Butuh ciuman? Apasih, apa maksudnya. Itu hanya sesaat bro, menjual keperawanannya dengan hal semacam itu? Itu hal bodoh yang saya temui.

Adalagi yang dengan tenangnya menyebarkan bahwa dia pernah dicuim saat tidur,katanya sih bibirnya kerasa basah gitu (kali aja tuh iler loe) emangnya dicium dimana? Di bibir. Di bibir broo. Gila masih SMA tuh anak. Kenapa diam aja? Diam saat dicium bahkan diam saat diraba. “Kapan lagi kita bisa melakukan hal semacam ini” itu jawabnya. Astaghfirullahaladzim. Kena adzab gawat lho

Fenomena ini bahkan juga terjadi diantara mreka yang tergabung dengan komunitas agama islam. Sekali lagi fenomena ciuman bibir, kalau ini temanya “Dua kepala dua kaki”. Bisa banyangin, ada dua orang duduk, tapi kaki yang terlihat hanya dua. Terus yang dua? Diamputasi kali -_- Bahkan nih sob, si doi terkenal alim banget, sholat lengkap ngaji fasih otak cerdas. Eh ralat, kata “otak cerdas” mohon dihilangi. Intelek kok main  cablak-cablak. Hihi

Terus terus apa lagi ya? Ohya satu lagi. Kalau ini nggak ngerti deh. Ampuun ssob. Ditanya “Pernah ngapain aja sama pacarmu”. Jawabnya “Ah, nggak ngapa2in kok, eh cuman nakal dikit seh, tapi nggak sampek kebablasan”. Astagaaa, ini gaswat syekaleee. Hampir bro hampir. Sepertinya kalimat “Nggak kebablasan” diganti “Belum kebablasan”.

Dan masih banyak lagi cerita-cerita semacam itu. Dan lebih banyak lagi yang belum saya ketahui di luar sana. Saya sebagai seorang muslim juga ingin mengingatkan bahwa hal-hal semacam itu jelas haram hukumnya. Jika ada kalimat “Kalau belum ngelakuin ‘itu’ berarti nggak gaul atau nggak normal” cuekin deh cuekin, daripada kebeblasan. Hukumnya ada lho sob yang melakukan hal semacam itu.

"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Qs. 24:30)
  
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs. 4:24)

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (Qs. 24:2)

Jelas tuh dalil sob. Lantas, jika sudah terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Dari Ibnu Mas’ud r.a. dikabarkan, sesungguhnya ada seorang lelaki mencium seorang perempuan [bukan istrinya, bukan muhrimnya]. Lalu dia datang kepada Nabi saw. dan diberitakannya hal itu kepada beliau. Kemudian diturunkan oleh Allah ayat yang maksudnya:
Dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan sebentar dari malam hari. Sesungguhnya [pahala] kebaikan [seperti shalat] menghilangkan [dosa] keburukan [seperti ciuman itu].” (QS Hud [11]: 114) Lelaki itu bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah [fatwa] ini untuk saya saja?” Jawab Nabi saw., “[Fatwa ini berlaku] bagi semua umatku.” (Shahih Bukhari, hadits no. 298)

Allah Maha Pemaaf, jika kita benar-benar ingin bertaubat, percayalah Allah akan menerimanya.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri. (QS al-Baqarah [2]: 222).

WELL, sekian tulisan saya yang satu ini, Ketemu lagi ditulisan-tulisan selanjutnya. Salam ukhuwah.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tins :)





0 komentar:

Posting Komentar

Christine Ayu
Lihat profil lengkapku
 

Agen Dandelion | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates