Dia, lelaki yang memenjarakan bintang tepat
di kedua matanya, indah bukan? Ya, lelaki yang hampir kuselipkan dalam setiap
sujud, kupanjatkan dalam tadah, yang membuatku masih tegar bertahan dan sabar
menanti. Aku mencintanya lebih dari sekadar karena paras dan tulisannya. Tapi
aku mencintainya karena cinta itu sendiri. Namun seringkali cinta tak bisa
terucap , aku mencintanya tanpa tahu bagaimana harus berkata. Dia... terlalu
indah. Yang aku tahu hanyalah jarak yang dengan bijak mendewasakan dan waktu
yang dengan sopan menyabarkan. Aku masih menantinya :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar